
Crossplane Crankshaft, Kunci sukses Yamaha M1 sejak 2004
16 April 2016Jika menyebut crossplane crankshaft maka kita akan akrab dengan seseorang yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita yakni Mr.Masao Furusawa. Beliau adalah direktur operasional engineering Yamaha, beliau juga yang melahirkan project Yamaha’s YZR-M1 dan memperkenalkan teknologi the cross plane crankshaft pada mesin M1 Rossi 2004.
Dengan penerapan Crossplane crankshaft itu Hasilnya bagaimana? tidak perlu banyak berkata-kata, kita semua tahu bahwa sejak dari tahun 2004 sampai dengan saat ini Yamaha M1 berhasil mencatatkan diri sebagai motor 4 tak MotoGP yang paling banyak menjuarai helatan MotoGP yakni total sebanyak 7 kali juara dunia.
Nah… ngomong-ngomong soal crossplane crankshaft, rasanya enggak seru ya jika kita hanya membahas sekilas saja. Yuk kita kupas sama-sama 😀
Apa sih Cross Plane Crankshaft itu? sistem Cross Plane Crankshaft adalah sistem dengan waktu pengapian 1-3-2-4 dengan jeda waktu pengapian 90 derajat. Cross Plane Crankshaft disebut juga dengan kruk as mesin multi silinder yang lubang-lubang kruk as nya (big end) punya jarak 90 derajad satu sama lain. Tidak seperti pada motor multi silinder pada umumnya yang jaraknya 180 derajat. Pada mesin 4 silinder segaris, konstruksi macam ini membuat posisi kepala piston punya ketinggian bervariasi macam anak tangga di rumah susun. Penggunaan sistem ini akan mengurangi noise yang berlebihan karena perputaran crankshaft yang lebih balans, dan torsi inersia yang tidak fluktuatif.

Ilustrasi gambar dari google
Yamaha mengadopsi Crossplane Crankshaft lebih untuk mendapatkan gaya tolak atau torque yang lebih merata serta redaman yang sangat tinggi pada area Crankshaft atau poros engkol. Crossplane crankshaft adalah poros engkol dengan desain saling silang atau dengan kata lain memiliki durasi pengapian 90 derajat. Hal ini baru pertama diterapkan karena biasanya mesin 4 cylinder menerapkan pola pengapian 180 drajat sehingga pembakaran dapat terjadi dengan pola merata dan durasi yang saling bergantian mulai silinder pertama sampai keempat. Sangat berbeda dengan tipe mesin Crossplane crankshaft dimana pembakaran terjadi bergantian antara empat silinder namun dengan durasi yang tidak merata dikarenakan desain poros engkol yang saling bersilangan. Tujuan dibuatnya desain seperti ini adalah untuk memberikan tingkat redaman getaran mesin yang sempurna memanfatkan gaya tolak poros engkol yang saling bersilangan.Hasilnya,Yamaha M1 mampu melakukan proses berbelok dan berganti arah dengan sangat stabil dan kontrol yang maksimal.
Saat prototype mesin inline 4 cylinder dengan crossplane crankshaft pertama kali diuji coba, test rider membuat pernyataan yang membuat direktur teknis ,Masao Furusawa merasa sangat tertegun. Test rider mengatakan bahwa Yamaha M1 dengan desain baru tersebut terasa sangat lambat daripada model sebelumnya. Aneh? oh… nanti dulu bro hehehe itukan feeling yang dirasakan oleh rider. Namun dari data yang dimiliki dalam pencatatan waktu tiap putaran, M1 baru dengan crossplane crankshaft tersebut membuat pencapaian yang lebih baik dibanding model lama. Hal ini terjadi karena sistem Crossplane crankshaft ini sangat-sangat lembut dan jauh lebih halus sehingga rider tidak merasakan efek agresif sehingga mereka bahkan merasa motor tersebut sangat lambat.
Video mengenai penjelasan crossplane crankshaft :
Crossplane Crankshaft Pada Produk Massal.
Tidak hanya dapat dinikmati oleh pembalap MotoGP, teknologi crossplane crankshaft juga disematkan pada produk massal Yamaha, yakni Yamaha R1 sejak tahun 2009 dan berlanjut hingga saat ini.
Yuk lihat memori galeri foto-foto Yamaha M1 menjuarai MotoGP sebanyak 7 kali…

2004

2005

2008

2009

2010

2012

2015
Demikian, semoga bermanfaat… 🙂
[…] saya bahas mengenai crossplane crankshaft sebagai kunci kesuksesan Yamaha M1 dikancah MotoGP (klik disini). Karakter crossplane crankshaft yang memiliki kelebihan memberikan tingkat redaman getaran mesin […]