Yamaha MT-09 Ditangan Pemula, Pentingnya Bimbingan Dari Expert

Sebagai seorang pemula dalam kancah permogean (apaan sih ini 😀 ), saya merasa sangat beruntung dapat memulainya dengan cara yang benar. Dijejali “doktrin” penguasaan basic skill, defensive riding dan teknik penguasaan masuk keluar tikungan dan lain-lain oleh instruktur YRA. Sebelum berjumpa MT09 saya beranggapan pelatihan tersebut sepertinya tidak begitu penting, merasa sudah cukup menguasai situasi diatas sepeda motor pada umumnya. Namun setelah berada diatas MT-09 dengan gigi berada pada posisi 1, dan tangan kiri menggenggam tuas kopling, pelatihan di Yamaha Riding Academy baru terasa penting.
Setelah sepeda motor dalam kondisi hidup hal yang pertama saya lakukan adalah mengatur riding mode dalam posisi B, sebagai informasi B adalah pilihan riding mode yang paling jinak. oke… gigi masuk ke 1 dan tangan menggenggam tuas kopling, pijakan kaki saya serahkan pada kaki sebelah kiri dan kaki kanan standby pada tuas rem. Mengingat torsi berlimpah pada MT-09 saya agak berhati-hati dalam memperlakukan grip gas, cukup sedikit sentuhan saja dibarengi membuka kopling secara perlahan sepeda motor sudah mau berjalan dengan smooth. Sekali-sekali jangan pernah membuka gas secara spontan pada MT09 jika anda tidak ingin merasa seperti dijambak dari belakang hehehe, maklum torsi sudah terasa sejak RPM 3000.
Setelah merasa sudah beradaptasi cukup baik, posisi riding mode saya pindah ke pilihan Normal, adalah pilihan kedua setelah riding mode B. Disini torsi terasa lebih liar dibanding riding mode B, cocok digunakan saat saya merasa kondisi jalan cukup lancar yah.. Sesekali menikmati jambakan torsi badaknya gak apa-apa toh 😀 .Disini Ilmu-ilmu yang diberikan saat berguru di YRA amat berguna, body moving diperlukan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Saat hendak membuka gas posisi badan digerakan agak maju kedepan agar apabila ada hentakan dari akselarasi mesin, badan tidak terhempas kebelakang. Begitupun saat hendak melakukan pengereman posisi badan digerakan kebelakang, Guna mengantisipasi agar badan tidak terhempas kedepan saat melakukan pengereman.
Dengan bobot hanya 191kg, maximum power tembus 115PS dan torsi sebesar 87.5NM, bagi seorang pemula dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat hendak masuk dan keluar tikungan. Teknik masuk dan keluar tikungan yang baik dan benar diperlukan jika ingin berkendara dengan aman, sebelum masuk tikungan saya sudah bersiap menutup gas perlahan namun pasti dan melakukan pengereman seperlunya dan masuk tikungan dengan menggunakan sisa nafas mesin. Saat keluar tikungan wajah dan tatapan saya palingkan kearah dimana motor akan saya tuju (eye point) dan perlahan saya buka gas agar motor berjalan dengan mulus.
Dijalan lurus pun bukan berarti dapat bertindak suka-suka, defensive riding juga dibutuhkan disini. Saya memilih untuk tetap menjaga jarak aman dengan kendaraan lainnya sambil memantau kondisi sekitar, agar dapat mengantisipasi dan memprediksi hal-hal yang kemungkinan akan terjadi. Karena pada dasarnya safety riding bukanlah tindakan pengobatan, melainkan tindakan pencegahan.
Top speednya berapa? Wah enggak tau saya nih hehehe… Jalan relatif ramai dan ini kan area umum. Masuk jalur Trans Jakarta? Wah… Jangan deh. Saya tidak ingin menggali potensi sepeda motor dijalan umum dengan mengorbankan keselamatan saya dan orang lain.
Well, Membawa moge dilintasan lurus merupakan suatu hal yang relatif lebih mudah, nyali dan skill masih berani saat membuka gas agak dalam. Sedangkan dikecepatan rendah? Masih harus belajar lagi, dan menurut saya justru handling moge dikecepatan rendah lebih penting.Ternyata masih banyak kekurangan saya tentang teknik membawa moge yang benar, jika ada kesempatan selanjutnya akan saya manfaatkan untuk bertanya dan belajar sebanyak-banyaknya kepada para instruktur YRA.
Special thanks to Yamaha Riding Academy, Yamaha Racing Indonesia.
Eh satu lagi nih… thanks buat Om Sumarlin marlinsphoto atas foto-foto spektakulernya hehehe..
Thanks for reading… 🙂
pak bapak, nanti ada yang baper lho gak di pinjamin unit
http://choirilmoto.com/index.php/2016/05/17/polantas-boleh-menindak-walau-tak-pakai-papan-pengumuman-razia/
Positif thinking aja deh saya mah….
hehehehe…
by the way, Aerox enak?
🙂
Keren artikelnya, sudah mewakili pakem-pakem safety riding & defensive riding.
Nah ini salah satu teknik dasar mengendarai moge, kalau ngegas badan harus bergerak ke depan, ketika ngerem sebaliknya pasang badan ke belakang, mengingat torsi moge begitu besar jambakannya
Wah… ada guru safety riding juga, hehehehehehe….
iya Om Endrik, pentingnya body moving saat mengendarai sepeda motor, begitu pula eye point.
by the way…. semoga sukses yak.. riding di luar pulaunya 🙂
GASSS OM…….bersama MTRI
Thanks for comment Om Eko.
Hehehehe….
🙂
wih enak bisa belajar naik moge 😀 , smoga bisa naik kelas dulu lah minimal kopling 150cc hihihihi
Ayo Om… belajar terus, biar makin pinter dan semakin rendah hati.
hehehehe 🙂
Power besar, tanggung jawab besar.
Salut.
Harus bijaksana ya Om..
hehehe, thanks for sharing 🙂
Mau naik moge ribet amat sih pake training dulu?
Eh tapi orang yang berilmu sama yang gak berilmu lebih beruntung mana?
Ngoahahaa
Beruntung yang mau terus belajar……. Hehehe… Ilmu gak ada ujungnya Om Ben 😀
Btw, kalo mau Sunmori ke Subang. Ajak2 ye… Hehehe
Mantab Gandhozzz bangetz nichh