Data AISI April 2018: Ini Rahasia Honda Bisa Kuasai 78,12% Pasar Sepeda Motor

Data AISI April 2018

Luar biasa memang ATPM yang punya 5 plant di Indonesia. Berdasarkan Data AISI April 2018 PT.AHM berhasil mendistribusikan sebanyak 458.499 unit sepeda motor Honda. Atau secara persentase data AISI April 2018 PT.AHM berhasil menguasai distribusi sepeda motor sebanyak 78,12% dari total penjualan sepeda motor yang ada.

78,12% merupakan angka yang sangat fantastis sekali ya guys, jika ditambah 1,88% saja maka menjadi 80%. Nah apa sih rahasia dari suksesnya PT.AHM bisa kuasai market sepeda motor? jawabannya bisa di analisa dari data AISI April 2018 tersebut.

Data AISI April 2018

Chart Data AISI April 2018

Agar lebih jelas berikut saya tunjukan terlebih dahulu data AISI April 2018 yang saya kutip dari artikel detik.com sebagai berikut:

  • Honda 458.499 unit
  • Yamaha 113.182 unit
  • Suzuki 6.954 unit
  • Kawasaki 2.282 unit
  • TVS 4 unit

Total distribusi sepeda motor di Indonesia berdasarkan data AISI April 2018 yakni sebanyak 586.921 unit.

Data AISI April 2018 Secara Persentase

Pertsentase Data AISI April 2018

Jika dipersentase secara detail maka didapati hasil berikut ini:

  • Honda menguasai market sebesar 78,12%
  • Yamaha menguasai market sebesar 19,28%
  • Suzuki menguasai market sebesar 1,18%
  • Kawasaki menguasi market sebesar 0,39%
  • TVS hanya bisa menguasai market sebesar 0,00068%

Rahasia Honda Kuasai Market Secara Dominan

Setelah dianalisa secara sederhana maka dapat diketahui bahwa rahasia PT.AHM berhasil menguasai market sebegitu besarnya berkat line up sepeda motor kelas entry level. Bukan sebatas asumsi pribadi saja guys, hal ini berhasil saya dapati ketika sedang iseng menganalisa data AISI April 2018.

Berdasarkan data AISI April 2018 ternyata dari dari 458.499 unit sepeda motor Honda yang berhasil didistribusikan, sebanyak 66,89% disumbangkan oleh sepeda motor kelas entry level. Beberapa sepeda motor kelas entry level itu diantaranya:

  1. Beat Series sebanyak 207.113 unit
  2. Scoopy sebanyak 70.699 unit
  3. Vario 110 sebanyak 13.669 unit
  4. Revo  X FI 100 Sebanyak 15.213 unit

Jika dihitung secara keseluruhan berdasarkan data AISI April 2018 maka ke-4 sepeda motor tersebut diatas menyumbang total distribusi sebesar 306.694 unit. Wow jumlah yang sangat besar banget ya guys. Dari 458.499 unit sepeda motor Honda, 306.694 diantaranya berasal dari segment skutik dan bebek entry level.

Sebenarnya jika dihitung dari 1 tipe sepeda motor entry level saja sudah sangat signifikan banget. Sebut saja Honda Beat Series yang berhasil didistribusikan sebanyak 207.113 unit. Atau secara persentase ia berhasil menyumbang sebesar 45,17% dari total keseluruhan. Honda Beat yang juga bisa menggunakan ban tubeless IRC ENVIRO NR91 sebagai ban replacement ini sangat laris banget dimarket skutik entry level. Bahkan seperti tidak ada lawan yang bisa menandingi dikelasnya.

Faktor Penunjang Keberhasilan Honda Beat Series

Menurut analisa saya ada dua faktor mengapa produk sepeda motor kelas entry level AHM bisa begitu besar banget volume distribusinya berdasarkan data AISI April 2018 dan periode sebelumnya. Diantaranya yakni harga yang murah dan kemudahan membeli sepeda motor secara kredit. Faktor harga menurut saya sih sepeda motor entry level sekarang harganya beda tipis kok, selisih sekian ratus ribu. Jadi enggak begitu menunjang kesuksesan dilapangan. Buktinya Suzuki NEX yang dibandrol murah banget, tapi terjual dengan jumlah yang enggak seberapa.

Nah Faktor kemudahan membeli secara kredit merupakan kunci utamanya guys, perusahaan pembiayaan alias leasing memegang peranan penting disini. Disini saya enggak berbicara mengenai DP kecil, karena boleh dibilang kini nyaris semua merek sepeda motor berani kasih DP kecil dengan beragam leasing yang ada. Maksud dari kemudahan disini adalah seberapa mudah calon pembeli di ACC oleh leasing? ( IMHO CMIIW).

Tentu saja AHM punya kekuatan besar disini, dimana kekuatan tersebut enggak dimiliki oleh ATPM sepeda motor manapun. Penjualan secara kredit sepeda motor Honda didukung kuat oleh FIF. FIF merupakan perusahaan pembiayaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra ( IMHO CMIIW).

Proses kemudahan ACC pengajuan pembelian sepeda motor secara kredit tentu enggak bisa diterapkan oleh semua leasing. Meski rata-rata sekarang semua leasing berani memberikan DP kecil ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, agar pengajuan kredit tersebut lolos. Nah enggak semua leasing berani melonggarkan persyaratan tersebut. Meski resikonya akan semakin banyak kemungkinannya calon pembeli gagal membeli secara kredit akibat terjaring persyaratan yang ada. Penyaringan tersebut penting guna meminimalisir potensi gagal bayar cicilan ditengah jalan ( IMHO CMIIW).

Namun jangan salah, enggak semua leasing menerapkan hal tersebut. Ada kok leasing yang proses ACC pengajuan kreditnya amat mudah dan kemungkinan ACC sangat besar (Selagi lolos BI Checking).

Umumnya Konsumen Entry Level Tidak Begitu Sensitif Terhadap Fitur Dan Teknologi

“Kok enggak bicara soal fitur dan teknologi sih?”. Nah ini yang unik guys, dikelas ini umumnya konsumen enggak begitu mikirin apa fitur yang dimiliki, teknologi apa yang dipakai. Atau seberapa nyaman ketika dikendarai dalam waktu lama. Pokoknya tuh asal harganya murah dan kreditnya gampang, itu deh yang bakal dituju.

Data AISI April 2018 Suzuki

Lantas bagaimana cara Yamaha dan Suzuki yang juga memiliki line up sepeda motor entry level untuk membendung  laju distribusi penjualan tersebut?. Menurut saya Suzuki sendiri meski memiliki Suzuki Nex yang bagus, berkualitas dan murah banget tetap akan kesulitan. Karena seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa disini konsumen enggak begitu perduli terhadap keunggulan produk. FYI selain membukukan penjualan pada data AISI April 2018 Suzuki juga aktif melakukan kegiatan ekspor sepeda motor loh.

 

Yamaha Bakal Terjun Serius di Kelas Mid – Entry Level

 

Bagaimana dengan Yamaha? Yamaha sendiri menurut saya sudah cukup serius kok menggarap pasar sepeda motor kelas entry level. Sebut saja seperti Mio Z, Mio M3, Mio S, dan Vega Force. Jajaran Mio Series enggak pelit teknologi loh guys, terbukti sudah dijejali teknologi DiAsil Cylinder dan forged piston. Tapi lagi-lagi itu bukan fakto penentu utama, hal itu bisa dilihat dari data AISI April 2018 dan juga periode sebelumnya. Faktor kemudahan proses ACC kredit juga punya peranan penting.

Tentu leasing yang bekerjasama dengan Yamaha enggak akan berani melonggarkan persyaratan ACC kredit. Hal itu sangat besar beresiko akan banyaknya orang yang gagal bayar angsuran terus ujung-ujungnya motor ditarik deh.  Namun sebagai penantang serius AHM, nampaknya Yamaha enggak mau menyerah begitu saja. Terbukti mereka mulai turun gunung untuk meramaikan pasar menengah kebawah, dengan menghadirkan Lexi dan Lexi S.

Video Test Ride Yamaha Lexi:

Nampaknya AHM mesti waspada terhadap Yamaha Lexi, meski Lexi nampaknya belum masuk ke data AISI April 2018. Silahkan tengok case Yamaha NMAX yang mampu membuat shifting demand para pembeli sport naked 150 ke Maxi Skutik. Bukan tidak mungkin jika Lexi mampu menyedot penjualan sepeda motor lainnya baik itu sport, bebek atau skutik dalam rentang harga 17juta sampai dengan 22jutaan.

Sama-sama kita ketahui bahwa Yamaha Lexi hadir dengan nuansa khas Maxi Yamaha, dengan menggunakan mesin turunan Maxi Yamaha dan tentunya tetap mempertimbangkan sisi fungsional. Mesin SOHC 125cc 4 Valve teknologi VVA Blue Core,desain khas Maxi Yamaha dengan menggunakan dek rata yang bisa membawa galon sekalipun. Tentunya dengan harga yang cukup terjangkau, dibawah 20 juta!

 

Well, demikian artikel tentang data AISI April 2018. Baca juga artikel menarik lainnya:

Akselerasi Yamaha Lexi Nampol, Bisa Buat Nguber Aerox 155?

Motobi 200 EFI: Motor Cruiser Murah Meriah, Silincer Knalpotnya Ada 2!

CVT PCX Lokal Gredek? Bawa Santai Aja bro, Ikuti Tips Berikut Ini!

Yuk bagikan artikel ini...

13 comments

  • Obbie

    Luarbiasa Ngahaem, ampir 80%! Harusnya mek Y / K / S lebih berani bwt promo dikelas entry level, misal krjasama dg OjOl Gr / Go / Ub untuk permudah kredit motor bwt para ojek online nya y…

  • Ready to Komment only Anti Blogger Menstrim

    Sumpah demi Rasulullah joknya keras banget

  • Teman kerja beli beat karburator 7 JT, ada juga yang beli Vario gen awal 7 juta…. padahal kalau beli metik Y atau S bisa dapet motor yang lebih muda usianya dan kondisi masih bagus….saya masih gagal paham kok mau-maunya nya beli barang jadul+mahal

    • Mungkin dia demen modelnya kali bro…
      Ada juga case lain yang lebih seru…
      Ada yg jual Yamaha NMAX lansiran 2017 harga 23juta padahal barunya dulu cuma 24,9juta

      Nah ada juga yang jual P*X CBU 2017 yg harga barunya kalo enggak salah 40jutaan.. dia jual cuma 30,95juta..

      Tapi anehnya peminat NMAX banyak ya
      Bingung saya

      • Bukan model, alasannya merek kang….mindset iritnya itu lho…sudah nempel banget….ane aja di protes sama ortu gara-gara jual motor bebek H, ganti matik Y….katanya matik Y boros…xixi…ane jelasin dengan fakta. Subang-kuningan (150km) cuma habis 30 rebu..beda tipis sama bebek yang ane jual

        • Maklum aja ndan….
          Bisa jadi pandangan orang tua motor tersebut paling irit.
          Sementara motor Y dianggap boros.

          Ya kalo pada jamannya orang tua dulu sih masuk akal… Kan H dari dulu fokus 4 tak, sedangkan yg lain lagi asik main 2 tak.. enggak mikirin irit, yang penting performa jempolan…

          Jaman sekarang? Lah motor udah 4 tak & injeksi semua..

  • Penggembala domba

    Setuju…..analisa leasing yg menjadi pembuka calon konsumen untuk membeli secara kredit.ditambah harga dasar produksi yg di lempar untuk motor sbg hadiah “doorprice”,subsidi (istilah nya)bagi ane adalah keberanian memberikan dp siluman.
    Kalau masalah quality control,quality assurance ,teknologi,fitur serta value hanya orang melek informasi tentang spec suatu produk.dan kekuatan sales terhadap orang pinggiran yg kurang informasi suatu produk ditambah rayuan “setan kredit”dgn dp siluman atau nego sampai jadi,bonus potongan 3x menjadikannya “penghamba riba”….
    Faktor itu bisa dicompare berapa % yg cash dan kredit,melek informasi dgn buta merek,doktrin dan tak pernah mencoba sesuatu yg baru vs ortodok….menjadikan point of sales…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *