Tak Perlu Terus Berinovasi, Suzuki Indonesia Cukup Tiru Cara Joan Mir Rebut Juara MotoGP 2020

“Inovasi Tiada Henti” merupakan tag line Suzuki Indonesia yang sampai saat ini masih melekat kuat dalam benak saya. Inovasi Tiada Henti merupakan tag line Suzuki Motor Indonesia pada tahun 1997-2002, dimana saat itu merupakan masa-masa keemasan Suzuki.
Lain dulu – lain sekarang, kalau dulu Suzuki bisa bejaban melawan raksasa Honda, dimana saat itu bebek Suzuki Shogun 125 mampu menumbangkan Honda Kharisma 125. Namun kini Suzuki sangat jauh tertinggal dari 2 pabrikan besar Honda dan Yamaha, bahkan terkadang Suzuki terseok-seok mengalahkan pabrikan kecil sekelas Kawasaki.
Artikel ini saya buat berdasarkan kecintaan saya kepada Suzuki. Ya meskipun semua orang tau bahwa saya ini merupakan FBY (Fans Boy Yamaha) garis keras, tetapi bagaimanapun juga sepeda motor pertama yang saya miliki adalah Suzuki.
Menurut saya saat ini Suzuki Indonesia enggak perlu repot-repot berinovasi untuk menggarap pasar sepeda motor di Indonesia. Suzuki bisa tiru cara Joan Mir untuk menjuarai gelaran MotoGP 2020. Joan Mir enggak sering jadi juara seri, bahkan tercatat hanya 1 kali saja (itu pun ada kemungkinan tim order dengan Alex Rins, tapi saya enggak bahas itu).
Kunci kemenangan Joan Mir di MotoGP 2020 sangat simple sekali, ia bisa tampil konsisten meraih poin disetiap gelaran seri MotoGP.
Begitupun halnya Suzuki di Indonesia, menurut saya apa yang dibutuhkan Suzuki adalah konsisten menelurkan produk baru bukan hanya sebatas ganti warna dan stripping saja. Suzuki Indonesia juga enggak perlu repot-repot berinovasi, Suzuki cukup memboyong sepeda motor yang sudah ada di negara lain, tentunya dengan model yang bisa diterima oleh mayoritas konsumen Indonesia.
Momen indah Suzuki menjuarai gelaran MotoGP 2020 boleh dibilang gerak cepat Suzuki Indonesia merilis stripping MotoGP GSX-R150 sudah tepat, namun itu saja enggak cukup. Suzuki Indonesia membutuhkan line up sepeda motor baru yang benar-benar fresh.
Misalnya Suzuki bisa memboyong Saluto 125 yang sudah lebih dulu rilis di Taiwan. Memang harga Suzuki Saluto jauh diatas harga Suzuki Address, namun saya yakin segmen skutik premium itu pasti ada potential buyernya. Kemudian bisa juga memasukan Suzuki Swish 125, gak perlu takut gak laku karena bannya yang imut. Sekarang skutik ring 12 sudah mulai diterima oleh pasar kok.
Lagi pula Suzuki mesti bermain dikelas yang belum banyak pemainnya, syukur-syukur bermain sendirian. Ya, Suzuki mesti belajar dari Kawasaki yang berani menciptakan segment baru & menghindari pertarungan dengan duo raksasa Honda dan Yamaha.
Suzuki Swish 125 menurut saya punya daya tarik tersendiri, meski menggunakan ban imut namun desainnya sangat sporty sekali, kayaknya cocok juga dikasih livery MotoGP ya. Berbeda dengan Honda Scoopy yang bermain disegmen retro & Yamaha Freego yang lebih kearah fungsional.
Oh iya satu lagi, Suzuki nampaknya juga memerlukan satu line up big scooter dikelas 150cc guna mengakomodir para pecinta Suzuki yang hendak naik kelas dari skutik kecil ke big scooter. Kalau boleh saya kasih pendapat sih jangan pakai model Burgman India, Suzuki mesti berani melokalkan model Burgman 125 versi Eropa.
Tambah satu lagi boleh ya bro? 😀 Selain memanfaatkan euforia kemenangan Suzuki dipentas MotoGP, Suzuki juga mesti jeli melihat pasar sepeda motor adventure yang sedang berkembang. KTM 390 Adventure saja laris manis di Indonesia, mestinya Suzuki juga berani untuk memasukan Suzuki V-Strom 250 ke Indonesia.
Gimana Suzuki, berani nyalakan nyali? 😉